Jalan Tak Kunjung Diaspal : Warga Labuan Bajo Bercocok Tanam di Tengah Jalan Sebagai Aksi Protes

Jalan di Labuan Bajo belum di aspal, 5 warga lakukan aksi protes dengan menanam pohon pisang di tengah jalan.

Labuan Bajo, Tagarnews.com- Seorang ibu bernama Lastri serta sejumlah warga lain nekat bercocok tanam ditengah jalan di gang Jati, kelurahan Wae Kelambu, kecamatan Komodo, kabupaten Manggarai Barat, NTT.

Kepada media ini, pada Rabu 22 Mei 2024 sore, Lastri mengungkapkan tindakan penanaman pohon pisang di tengah jalan tersebut lantaran tak kunjung di aspal oleh Pemda Manggarai Barat.

“Saya pernah buat siaran langsung di facebook waktu musim hujan. Karena di jalan ini banjir parah karena tidak ada salurah pembuangan air. Kalau saya punya memang dari awal sudah buat saluran untuk antisipasi pada saat musim hujan. Tetapi warga lain tidak ada saluran pembungan makanya air langsung ke jalan,” ungkap ibu rumah tangga ini.

Bacaan Lainnya

Sebelum aksi tersebut dilakukan, kata Lastri, pihaknya sudah pernah menyampaikan persoalan tersebut ke Partai Nasional Demokrat (NasDem) Manggarai Barat serta sejumlah anggota DPRD, lantaran setiap tahun sering banjir.

“Sengaja kami tanam ini pohon Pisang karena bentuk aksi protes kami kepada pemerintah. Kami ada 5 warga yang tanam pohon pisang pada bulan April 2024,” terang Lastri, juga sebagai pengurus DPD Partai NasDem Manggarai Barat.

Sebagai anggota Partai NasDem ungkap Lastri, dirinya merasa malu dengan warga kompleks di jalan gang Jati, kelurahan Wae Kelambu, pasalnya bupati yang berkuasa di Mabar saat ini dari Partai NasDem.

“Terus terang saja, saya sendiri sebagai anggota partai juga protes karena saya juga malu kan, karena tidak diperhatikan. Ada apa dan sentimen apa?. Saya kan pasti marah,” kesalnya.

Lastri juga mengaku kalau dirinya secara mandiri pernah menguruk dengan material seadanya 13 dum truck pada jalan yang belum dapat sentuhan pemerintah Mabar ini.

“Terus terang saya ini bukan pegawai, tetapi disaat suami saya meninggal saya timbun 13 dum truck di jalan ini dan saya sendiri bayar untuk pekerja warga lain juga tidak peduli,” sebutnya.

Jalur tersebut jelas Lastri untuk menghubungan akses jalan menuju Golo Koe (Gua Maria), namun sebagaian pemilik lahan tak memberikan sedikit lahannya untuk membuka akses jalan.

“Mungkin saja Pemerintah kesal karena ini juga. Tetapi kami berharap Pemda Mabar buka mata dengan situasi kami saat ini,” tutupnya.

Tak hanya Lastri, Jaenal Abidin warga yang tinggal di kelurahan Wae Kelambu juga mendesak pemerintah untuk membuka mata dengan sejumlah keluhan warga.

Menurut Jaenal, setiap musim hujan ruas jalan ini sering banjir bahkan masuk ke pemukiman warga.

“Kondisi musim kemarau saat ini saja becek, karena pembungan air dari setiap rumah warga langsung ke badan jalan,” jelasnya.

Iapun berharap pada tahun 2024 ini Pemda Manggarai Barat, memberikan perhatian pada ruas jalan tersebut karena berdampak pada aktivitas warga.

Pos terkait